Rabu, 23 Desember 2009

Jangan Paksa Aku..

Mintalah aku menyeberangi lautan. Aku akan berenang.
Suruhlah aku ke puncak pegunungan. Aku akan mendaki dengan senang.
Doronglah aku ke api yang membara. Aku akan melompat sambil tertawa.
Tapi tolong, jangan paksa aku untuk berhenti mencintaimu.
Tak akan pernah kulakukan itu..

Jakarta, 23 Desember 2009

Selasa, 22 Desember 2009

Cakrawala Cinta..

Langit dan laut bertemu di horizon cakrawala.
Seperti aku dan kamu yang bertemu di batas imagi dan logika.

Jakarta, 23 Desember 2009

Camarku..

Rebah aku dalam lelah.
Di rumput hijau ladang yang lapang.
Tarik nafas aku panjang dan dalam.
Membawa masuk semua udara alam.
Di atas langit masih putih biru.
Mataku nanar karena haru.
Camarku, kau masih terbang, mencari makan untuk anak kita.
Terbang dan kembali pulang ke sarang.
Di sini aku terpaku.
Menunggumu.
Hanya menunggumu..

Jakarta, 3 Oktober 2007

Derita yang Bahagia..

Seperti terjamah malam purnama.
Cahaya yang lembut dan mempesona.
Aku rela walau malam berlaksa.
Akan kunikmati setiap derita yang penuh bahagia ini.
Sayang.. Jangan kau lepas cengkeraman tangan hampamu.
Aku menunggumu bersama malam yang biru.
Hingga nanti kita bertemu.
Dan menyatu dalam satu rindu.
Rindu yang telah lama terpisah oleh ruang dan waktu..

Jakarta, 25 September 2007

Hubungan Tanpa Nama

Pasti ada satu malam yang tanpa bintang karena purnama begitu terang.
Selalu ada satu hari yang tanpa matahari karena mendung sangat menguasai.
Begitu juga akan ada satu hubungan yang tanpa nama karena semua perasaan dan persoalan telah nyata.
Cinta kadang tak butuh kata, tak butuh rupa..

Jakarta, 3 Oktober 2007

Seperti Dulu Lagi..

Aku rela menjadi jembatan.
Untuk kau injak dan tapaki, menuju pulau impian.
Demi melihatmu tersenyum kembali.
Mengepakkan sayap dan terbang.
Seperti dulu lagi..

Jakarta, 23 Desember 2009

Cintaku Tak Butuh Perantara..

Kadang perasaan tak harus diungkapkan.
Karena hati tak butuh penglihatan dan pendengaran.
Cinta hanya untuk dirasakan.
Jika rindu telah sirna, dapatkah nada, kata dan bunga mengembalikannya?
Cintaku, tak butuh perantara..

Jakarta, 23 Desember 2009

Cinta yang Tak Sempurna..

Dalam cerahnya hari selalu ada kabut walau sekali.
Di bening telaga ada keruh walau sementara.
Dalam cinta ada bosan.
Dalam rindu ada ragu.
Dalam sayang ada bimbang..

Jakarta, 23 Desember 2009

Rinduku Padanya..

Bersama angin dan cahaya, rinduku terbang untuk dia.
Rindu yang tak akan pernah terkata.
Yang tak kan musnah karena masa.
Rindu yang melingkupi ruang dan jiwa.
Seperti purnama menerangi semesta.
Hanya ada rona..

Jakarta, 23 Desember 2009

Janjiku..

Andai kelak kita tak bersama, akankah kau menyapaku sehangat ini?
Jika esok kita berpisah, mungkinkah kau akan tetap peduli?
Bukan aku sangsi, tapi perasaan memang tak pernah pasti.
Tapi aku, akan tetap setia pada janji.
Mencintaimu hingga aku dan cintaku mati..

Jakarta, 23 Desember 2009

Kau dalam Hatiku

Ada senyum kamu dalam hati.
Seperti putih melati yang mekar bersama pagi.
Aku seperti dalam pelukan bunda walau aku tak pernah bersua dengannya.
Aku didekap, aku di dalam hangat.
Mungkin karena telah kubingkai wajahnya dalam jiwa.

Jakarta, 23 Desember 2009

Itulah Aku..

Kalau ada yang merindukanmu setiap waktu, itu aku.
Jika ada yang bersedia berkorban untukmu, itu aku.
Yang akan memberimu pundak untuk kau sandari saat kau menangis, itulah aku..

Jakarta, 23 Desember 2009

Ajari Aku..

Aku benci saat ada di dekatmu, karena aku tak dapat menyembunyikan cintaku.
Aku jenuh ketika jauh darimu, karena ku dibelenggu rindu.
Beritahu aku bagaimana cara mencintaimu.
Aku mencintaimu tanpa tahu mengapa, kapan, bagaimana dan dimana..

Jakarta, 23 Desember 2009

Cinta dalam Jiwa

Karena raga tak mungkin bersama, kusanding kau dalam jiwa.
Karena ruang memisahkan kita, di mimpiku kau kubawa.
Karena sedetik waktu terlalu berharga, karena sejengkal jarak jauh terasa.
Di dirimu kutautkan asa, ada cintamu untukku walau sementara..

Jakarta, 23 Desember 2009

Cinta yang Biasa..

Cinta tak butuh alasan, yang dibutuhkan adalah keyakinan.
Cintaku dimulai dari mimpi, cintaku akan berakhir karena taqdir.
Cinta yang sederhana, tak ada pretensi, tak ada tendensi.
Cinta yang biasa..

Jakarta, 23 Desember 2009

Cintaku Bersamamu..

Di dekatku kau merayu.
Di jauhku kau mengganggu.
Kau bertanya, "dimanakah cintamu?"
Kau tak pernah tahu, cintaku larut bersama ruang dan waktu.
Dimana ada kamu, di situ cintaku menyatu..

Jakarta, 23 Desember 2009

Tegarlah..

Jangan goyah ketika ku marah, karena hidup ini kadang tak ramah.
Jangan benci ketika ku pergi, karena perpisahan pasti akan terjadi.
Bukankah cinta juga butuh air mata?
Karena di situ kita belajar arti tegar, tabah dan setia.

Jakarta, 23 Desember 2009

Aku Ingin Memelukmu..

Kabut dingin menyusup.
Cahaya purnama melungkup.
Kelabu, temaram dan beku.
Aku ingin memelukmu walau sekejap.
Aku ingin menciummu walau sesaat.
Dingin ini menyayat hati.

Jakarta, 23 Desember 2009

Kekasih Sejati

Siapakah pendamping sejati?
Adalah dia, yang ketika bersamanya, kita tentram dan bahagia.
Ketika meninggalkannya, kita tenang dan tak curiga.
Ketika kehilangannya, sekeping hati kita luka dan hampa.
Karena dia memang dicipta dari rusuk kita.

Jakarta, 23 Desember 2009

Aku Pulang..

Ketika binatang kembali ke sarang.
Ketika langit jingga keemasan.
Ketika lampu rumah dinyalakan.
Aku pulang..
Melewati jalan berliku dan panjang.
Diantara pohon dan hutan gelap keunguan.
Aku pulang..
Bertemu ayah-ibu yang kubanggakan.
Ke rumah dimana aku dilahirkan.
Aku pulang..
Kepada anak-istri yang kurindukan.
Galeri seni dan lukisan kehidupan masa depan.

Jakarta, 23 Desember 2009

Senin, 21 Desember 2009

Kita Bersama Hingga Kini..

Dulu ketika kunyatakan isi hati, kau tanyakan, apa itu cinta?
Aku katakan bahwa cinta adalah, suka-percaya-terima-setia.
Lalu kau tanya, apa lagi setelah setia?
Aku katakan, cukup menjaganya saja.
Lalu kau tersenyum, dan kita jalan bersama.
Hingga kini, di hari yang terasa masih seperti saat dulu kunyatakan isi hati..

Jakarta, 21 Desember 2009

Isteri yang Setia..

Kubertemu sahabat lama, mereka cerita tentang karirnya.
Kudatangi para saudara, mereka cerita tentang hartanya.
Kujumpa banyak kelana, mereka cerita tentang petualangannya.
Lalu mereka bertanya padaku tentang apa yang aku punya di dunia.
Isteri yang setia. Jawabku itu saja..

Jakarta 18 Desember 2009

Kamis, 17 Desember 2009

Citraku di Dirimu..

Aku ke danau. Ada air yang tenang. Aku ingat wajahmu yang damai.
Aku ke bukit. Ada pinus yang runcing. Aku ingat senyummu yang tersungging.
Aku ke pantai. Ada pasir yang kemilau. Aku ingat pesonamu yang memukau.
Aku ke mana-mana. Ada dirimu selalu di sana.
Aku ke dirimu. Ada citra diriku..

Jakarta, 17 Desember 2009

Aku dan Kamu Menyatu..

Seperti garis dari titik-titik kecil dan tipis.
Seperti hari dari gerak halus rotasi bumi.
Seperti aku dan kamu: bertemu, menyatu, mengalir, padu dalam waktu..

11 Desember 2009

Rabu, 16 Desember 2009

Aku Selalu Melebihimu..

Ketika kau melangkah, aku pasti berlari.
Kalau kau minta maaf, aku akan berlutut.
Waktu kau dekap, aku tak biarkanmu lepas.
Setelah kau terlelap, aku mulai merebah.
Saat kau bangun, kau lihat aku tersenyum.
Bila kau rindu, aku sedang mendoakanmu.
Jika kau mencintaiku, aku jauh lebih dari itu..

Jakarta, 16 Desember 2009

Bumiku, Akulah Mataharimu..

Kalau kau rasa perhatianku berkurang, bukan berarti cintaku memudar.
Kau lihat matahari, sayangku? Sinarnya selalu sebegitu sepanjang waktu.
Kalaupun ada mendung dan hujan, itu karena gerak angin dan awan.
Karena mereka itu, kutahu sabar-setiamu, dan kau kan tahu kasih-tulusku..

Jakarta, 15 Desember 2009

Raih Impianmu Dengan Caraku

Kau ingin sentuh pelangi, kulukis kanvas dengan warna-warni.
Kau ingin belajar terbang, kubuatkan kau layang-layang.
Kau ingin selalu ada purnama, kutulis dan lagukan puisi-irama.
Kasihku-cintaku, katakan inginmu, utarakan impianmu.
Ku akan penuhi semampuku, ku akan berikan dengan caraku..

Jakarta, 14 Desember 2009

Jam Belajar dan Bekerja di China


Semangat belajar pelajar di Nanning, Guangxi, China sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan ketat dan banyaknya jadwal pelajaran yang harus mereka tanggung dalam seminggu. Untuk murid SD dan SMP, mereka harus masuk dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore. Di antara jam belajar tersebut ada jam istirahat bagi mereka yaitu dari jam 12 siang sampai jam 3 sore. Total jam pelajaran mereka sehari adalah 7 jam. Pada malam hari, sebagian besar dari mereka masih harus mengambil kursus seperti bahasa Inggris, matematika dll. Walaupun tidak setiap hari, paling tidak tiga kali dalam seminggu.

Siswa SMA saya pikir memiliki beban serupa bahkan lebih berat. Mahasiswa juga tidak jauh berbeda. Bahkan mereka masih diwajibkan dengan kegiatan ekstrakurikuler seperti olah raga, marching band dsb. Mereka juga memiliki jam istirahat yang sama yaitu dari jam 12 siang sampai jam 3 sore.

Kebiasaan istirahat 3 jam pada siang hari ini tidak berlaku pada semua daerah di China. Hanya sebagian saja, terutama pada daerah selatan dimana cuacanya lebih panas daripada daerah utara. Juga menjadi kebiasaan daerah yang belum begitu maju. Provinsi dan kota yang sudah maju tidak menerapkan kebijakan tersebut mengingat kondisi lalu lintas dan pola hidup yang sudah sangat padat dan heterogen tidak memungkinkan diterapkannya kebijakan ini.

Beijing, misalnya, sebagai ibukota negara, kota ini sangat padat penduduk. Banyak sekali kendaraan bermotor yang lalu lalang di jalan raya. Pada awalnya, kebijakan istirahat siang diberlakukan, namun belakangan dihapus. Tiga jam yang sedianya diperuntukkan untuk makan siang dan istirahat tidak efektif di Beijing, karena masyarakat kota ini terjebak pada kemacetan dan lambannya lalu lintas kota. Sehingga jam kerja di Beijing tetap sama seperti di kota-kota besar dunia lainnya, yaitu istirahat 1 jam pada siang hari.

Nanning sebagai kota yang baru berkembang masih mengikuti pola tradisional dimana para penduduknya bersekolah atau bekerja di tempat yang tidak jauh dari rumahnya, juga lalu lintas yang tidak begitu sibuk, sehingga jarak tempuh dari sekolah/kantor ke rumahnya maksimal 30 menit.

Istirahat 3 jam pada siang hari tersebut digunakan oleh penduduk sebagai waktu bagi mereka untuk makan siang dan tidur siang. Ada pula yang menggunakannya untuk jalan-jalan saja. Pola makan penduduk China sangat konstan. Mereka biasa makan pagi pada pukul 8, makan siang pada pukul 12 dan makan malam pada pukul 6. Begitu pula dengan jenis makanan dan minumannya. Di meja makan pasti tersedia teh pahit (tanpa gula). Tradisi tersebut secara turun-temurun dari dulu hingga kini masih terjaga.

Lalu apa fungsi dari makan siang dan tidur siang bagi mereka? Mereka makan siang di rumah mereka sendiri. Tujuannya adalah sebagai sarana mereka berkumpul dengan keluarga. Banyak pasangan yang sudah menikah masih makan siang di rumah orang tua si perempuan. Ini mereka jaga agar kekerabatan antar keluarga tetap terjaga. Adapun tidur siang mereka lakukan agar ada masa istirahat bagi otak. Hal ini penting karena otak juga mengalami masa-masa jenuh terutama pada saat siang dimana panas matahari sedang tinggi dan kita sedang kenyang, sehingga otak tidak optimal lagi dalam bekerja.

Bahkan saking tingginya perhatian masyarakat China pada optimalisasi otak, mereka setiap jam belajar sudah berlangsung 45 menit, akan menerapkan istirahat dalam kelas selama 10 menit. Siswa menggunakan istirahat ini untuk memejamkan mata, merebahkan kepala, mendengarkan musik atau tidur sungguhan. Ada pula yang keluar kelas untuk mengambil udara, minum air, makan snack dan sebagainya.

Sebagai suplemen makanan penambah gizi untuk otak, mereka biasa mengkonsumsi tumbuhan biji-bijian, rasanya seperti kacang, bentuknya seperti otak. Teman saya bilang di Indonesia namanya biji kenari. Tingkat konsumsi masyarakat pada biji cukup tinggi. Biji ini berkulit agak keras. Untuk mengkonsumsinya kita terlebih dahulu harus memecah kulitnya dengan cara menekan atau mematuk kulitnya dengan benda keras. Biji ini dipercaya mampu menambah kekuatan otak. Benar atau tidak, saya tidak tahu.

Jakarta, 17 Desember 2009

Selasa, 15 Desember 2009

Bentor di China


Ada banyak jenis transportasi publik yang dimodifikasi dari kendaraan bermotor. Salah satunya di Sumatera kita kenal dengan bentor atau becak motor. Moda ini terbuat dari sepedamotor dimana bagian belakangnya dibuatkan sebuah tempat duduk untuk penumpang. Bisa untuk satu, dua atau lebih banyak lagi penumpang. Ada yang memakai tudung sebagai penahan panas penumpang, ada yang tidak. Saya perhatikan, berbagai bentuk ini mencerminkan tuntutan publik dipadukan dengan kreativitas pemiliknya.

Bentor jenis baru saya temukan di Nanning, Guangxi, China, dalam masa training saya di sana. Bentor ini dibuat dari sepedamotor lokal (merk China yang dikenal dengan kualitas kurang bagus). Tempat penumpang ada di belakang supir. Maksimal tiga penumpang bisa masuk. Penumpang dilindungi dengan atap untuk menahan panas dan pagar di samping untuk menghindari jatuh.

Ongkos bentor di China berbeda-beda. Tergantung pada tawar-menawar yang dilakukan antara penumpang dan supir. Saya waktu itu dari pusat kota ke tempat kami tinggal, kira-kira 10 menit perjalanan dengan mobil atau bentor dikenai biaya 4500 per-orang. Termasuk murah meriah dengan tingkat kecepatan cukup tinggi.

Siapa para supir bentor ini? Mereka rata-rata adalah para penyandang cacat kaki. Mereka yang memiliki kelainan pada kaki menggunakan bentor ini sebagai sarana mereka mencari nafkah. Dalam hal ini saya sangat salut pada etos dan semangat kerja masyarakat China. Mereka dengan keterbatasan yang ada tapi tetap semangat mencari nafkah dengan cara yang halal dan terhormat.

Bentor menjadi salah satu alternatif transportasi diantara bis umum dan taksi. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Bis paling murah, namun dengan waktu tempuh agak lama dan dengan jalur yang tertentu (terbatas). Selain itu bis juga harus saling berdesakan dan kadang berdiri. Taksi sebagai transportasi cepat, privat dan fleksibel memang enak, tapi dengan ongkos yang cukup mahal. Bagi yang ingin bertransportasi cukup cepat dan dengan ongkos cukup murah, maka bentor menjadi pilihannya. Ingin mencoba? Silahkan...

Jkt, 16 Desember 2009

Jaminan Bagi Lansia di China


Menjadi orang lanjut usia (lansia) di China sungguh lebih baik daripada di Indonesia. Setidaknya itulah pengalaman yang bisa saya simpulkan dari perjalanan saya selama dua bulan di negeri tirai bambu itu. Saya selama dua bulan belajar tentang China secara umum di Nanning, Guangxi, China bagian Selatan. Setiap lansia di sana diberikan jaminan gratis menggunakan fasilitas umum seperti bis, kereta dan tiket masuk taman hiburan.

Setiap jam 9 pagi banyak lansia yang menggunakan waktunya untuk jalan-jalan keliling kota dengan menggunakan sarana transportasi umum. Mereka bersama para rekan dan kerabatnya menuju taman hiburan dimana mereka biasa berkumpul dan saling bercengkerama. Tidak hanya satu taman saja yang mereka explore, tapi banyak taman yang bisa mereka gunakan sebagai ajang mereka bersosialisasi dengan sesama lansia.

Para lansia itu hanya perlu menunjukkan satu kartu khusus tanda lansia dari pemerintah. Mereka menunjukkannya pada supir kendaraan umum dan mereka tinggal mengambil tempat duduk di bis tersebut.

Menjelang jam makan siang, mereka kembali ke rumah masing-masing untuk menikmati makan siang bersama keluarganya. Mereka akan kembali ke taman atau jalan-jalan kota dengan bis umum setelah jam 3. Diantara jam 12 siang hingga jam 3 sore mereka istirahat di rumah.

Selain jaminan angkutan gratis, biaya berobat ke dokter juga dibebaskan. Membandingkan ongkos angkutan umum dan pengobatan dokter di China dengan di Indonesia sungguh sangat mengejutkan. Sekali jalan dengan transportasi di China (jarak dekat atau jauh) hanya butuh sekitar 1500 rupiah (1 yuan). Berobat ke dokter spesialispun di China hanya butuh biaya sekitar 25 ribu rupiah. Sungguh sangat jauh lebih murah daripada Indonesia.

Memang masih ada beberapa pemandangan dimana beberapa lansia masih bekerja, tapi tidak begitu banyak. Mungkin para lansia yang bekerja ini adalah lansia yang tidak ditanggung oleh anaknya (keluarganya). Mereka yang masih bekerja ini rata-rata memilih sektor informal sebagai tumpuan hidup mereka, misalnya pemungut sampah, pemulung kardus bekas dan pembersih lantai atau koki. Namun mereka juga mendapatkan jaminan gratis transportasi dan berobat dari pemerintah. Hanya saja mereka tidak menggunakan waktunya untuk pergi ke taman kota.

Jakarta, 15 Desember 2009