Senin, 19 Januari 2015

Lukisan Setitik

Matanya tajam memandang pada sebuah titik. Enggan melirik, menengok dan beranjak ke kanvas lain/ Perhatiannya hanya untuk sebuah goresan kuas, yang menyentuh lembut di ujungnya saja/ Siapa mengira bahwa sentuhan sang pelukis itu dengan rasa yang memikat penikmatnya/ Begitu indah cukup dengan titik saja, apalagi untuk sebait kata penuh makna/ 190115

Harmoni Hati

Dengarlah tetesan hujan, yang jatuh di penampungan. Indah berirama/ Dengarlah kicauan burung, yang sambut pagi meski mentari tak menyertai. Seperti sajak bermelodi/ Sayang tak banyak yang peduli, sedikit yang memperhatikan. Mereka asik dengan irama hidup masing-masing. Tak mengerti bahwa hidup ini harmoni/ 190115

Rindu Seberang

Kutitipkan rinduku pada sampan. Biarkan ia berlayar ikuti angin samudra/ Lembutnya cinta kan menuntunnya berlabuh. Di dermaga tempat merapat bahtera kasih sayang/ Tak perlu berpesan pada siapa dia kan sampaikan rindu. Ia kan temukan sendiri/ Sekarang atau nanti. Yang pasti rinduku tak pernah mati/ 190115