Senin, 06 April 2015

HIKMAH PATUH PADA YANG SEPUH

Mimpi awalnya adalah berkarir di Jakarta, baik sebagai aktivis LSM/Ormas, staf ahli DPR, atau pengurus partai. Pada akhirnya ia ikut nasihat kakaknya untuk kembali ke Jawa Timur, menjaga rumah keluarga dan menemani saudara lainnya. Empat tahun ia sabar dalam ikhtiar menanti skenario Allah untuknya. Tahun 2014 lalu teman saya ini terpilih sebagai komisioner KPU kota kelahirannya. /// Di keluarga ia bungsu, dan sangat ta'dzim pada yang tua. Sempat ia menggerutu atas nasihat kakaknya karena ia sudah daftar S2 di Jakarta, namun ia percaya bahwa "Ridhallah fi ridhal-walidayni". Ayah ibunya sudah tak ada, sehingga baginya orangtua adalah kakak tertua. Padanya saya lihat keajaiban kepatuhan pada nasihat orangtua. //// Menjadi anggota KPU menurut saya terbaik baginya. Ia bisa optimalkan bakatnya berkomunikasi, koordinasi, konsolidasi dan sosialisasi, baik pada parpol, kandidat, atau KPU. Selama bertugas, ia hanya akan sibuk pada sebagian kecil waktu. Jadi ia cukup bebas untuk silaturahmi pada kawan, keluarga atau mitra di forum-forum ngopi. //// Saya tak bisa membayangkan andai ia berbisnis, jadi dosen, politisi, atau advokat, walau untuk dua profesi terkahir ia juga sangat mumpuni. Pada akhirnya saya percaya bahwa setiap orang tidak harus mengejar mimpinya sendiri. Ia kadang harus mengarifi dan (bahkan) kompromi terhadap mimpi keluarga. Seperti KH. Salahuddin Wahid (Gus Solah) pulang ke Jombang untuk mengurus PP Tebuireng atas permintaan pamannya, KH. Yusuf Hasyim. //// Pamekasan, 28 Februari 2015

Tidak ada komentar: