Selasa, 15 Desember 2009

Jaminan Bagi Lansia di China


Menjadi orang lanjut usia (lansia) di China sungguh lebih baik daripada di Indonesia. Setidaknya itulah pengalaman yang bisa saya simpulkan dari perjalanan saya selama dua bulan di negeri tirai bambu itu. Saya selama dua bulan belajar tentang China secara umum di Nanning, Guangxi, China bagian Selatan. Setiap lansia di sana diberikan jaminan gratis menggunakan fasilitas umum seperti bis, kereta dan tiket masuk taman hiburan.

Setiap jam 9 pagi banyak lansia yang menggunakan waktunya untuk jalan-jalan keliling kota dengan menggunakan sarana transportasi umum. Mereka bersama para rekan dan kerabatnya menuju taman hiburan dimana mereka biasa berkumpul dan saling bercengkerama. Tidak hanya satu taman saja yang mereka explore, tapi banyak taman yang bisa mereka gunakan sebagai ajang mereka bersosialisasi dengan sesama lansia.

Para lansia itu hanya perlu menunjukkan satu kartu khusus tanda lansia dari pemerintah. Mereka menunjukkannya pada supir kendaraan umum dan mereka tinggal mengambil tempat duduk di bis tersebut.

Menjelang jam makan siang, mereka kembali ke rumah masing-masing untuk menikmati makan siang bersama keluarganya. Mereka akan kembali ke taman atau jalan-jalan kota dengan bis umum setelah jam 3. Diantara jam 12 siang hingga jam 3 sore mereka istirahat di rumah.

Selain jaminan angkutan gratis, biaya berobat ke dokter juga dibebaskan. Membandingkan ongkos angkutan umum dan pengobatan dokter di China dengan di Indonesia sungguh sangat mengejutkan. Sekali jalan dengan transportasi di China (jarak dekat atau jauh) hanya butuh sekitar 1500 rupiah (1 yuan). Berobat ke dokter spesialispun di China hanya butuh biaya sekitar 25 ribu rupiah. Sungguh sangat jauh lebih murah daripada Indonesia.

Memang masih ada beberapa pemandangan dimana beberapa lansia masih bekerja, tapi tidak begitu banyak. Mungkin para lansia yang bekerja ini adalah lansia yang tidak ditanggung oleh anaknya (keluarganya). Mereka yang masih bekerja ini rata-rata memilih sektor informal sebagai tumpuan hidup mereka, misalnya pemungut sampah, pemulung kardus bekas dan pembersih lantai atau koki. Namun mereka juga mendapatkan jaminan gratis transportasi dan berobat dari pemerintah. Hanya saja mereka tidak menggunakan waktunya untuk pergi ke taman kota.

Jakarta, 15 Desember 2009

Tidak ada komentar: