Saya mengenal Deni pada tahun 2015 di acara kampus, dan menjadi akrab dengannya ketika kami sama-sama sebagai Tim Pendamping Kegiatan Kemahasiswaan (TPKK) Direktorat Kemahasiswaan (Dirmawa), Universitas Airlangga (Unair). Saya utusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) menggantikan Bu Widya, Deni utusan Fakultas Keperatawan (FKP). Deni ada di Dirmawa lebih dulu dari saya, sehingga saya banyak berguru padanya perihal kemahasiswaan.
TPKK menghandle hampir semua kegiatan mahasiswa universitas di luar akademik, mulai dari ospek (PPKMB), diklat kepemimpinan (LKMM), pembinaan ormawa (BEM dan UKM), LKTI (PKM, KBMI dan olimpiade), beasiswa sampai wisuda. Tiap TPKK memiliki fungsi sendiri. Saya misalnya pernah di kewirausahaan (KWU) dan beasiswa. Deni pernah di bidang prestatif dan ormawa. Namun kami semua hampir pasti terlibat dalam acara PKKMB, LKMM, PKM dan wisuda. Di tiap kegiatan Dirmawa, Deni selalu sbg paramedis, pemegang sah tas ransel obat P3K.
*
Agen 'Langley'
Kami semua ber-14, sesuai jumlah fakultas di Unair, plus PSDKU Banyuwangi. Deni memiliki sebutan khusus untuk para TPKK, yaitu agen. "Karena tugas TPKK yang multitasking, maka TPKK harus seperti agen CIA yang bisa semua hal, mulai penyamaran, perang, menulis laporan, negosiasi, mengkader, aksi balapan dll", candanya. Deni sering menyebut Dirmawa sebagai pentagon, sebuah ruangan di sudut tenggara rektorat lantai dasar.
Sebutan tersebut terilhami oleh film Bourne dimana Jason menjadi agen paling dicari, bahkan oleh CIA sendiri. Saking terobesinya pada film tersebut, Deni memberi nama beberapa kolega kami sesuai tokoh dalam sekuel Bourne, namun ini hanya diketahui oleh kami berdua. Sy sering sebut dia sbg Jason.
Setiap kali saya ikut mobil Deni, dia selalu seolah-olah sedang mengendarai Aston-Martin James Bond. Dengan kocak ia akan meminta saya untuk mengencangkan sabuk pengaman karena mobil akan melaju dengan kecepatan di atas 100 km/h karena BBM nya avtur. Atau ia akan menyebut bahwa fitur di mobil sudah digital otomatis dan beberapa device dipasang untuk keperluan keagenan.
*
Yovie & Tulus
Deni tergila-gila pada lagu pop manis ciptaan Yovie Widiyanto, baik yang dibawakan oleh Yovie N Nuno maupun oleh Kahitna. Untuk penyanyi baru, ia penyuka Tulus. Deni akan sangat komplit bercerita figur Tulus atau Raisa yang konser di kampus asal dgn tajuk coming home.
Setiap kami berkesempatan satu kamar di kegiatan LKMM, Deni selalu memenuhi kamar dengan lagu pop atau mensetting TV pd chanel lagu. Ia menafsirkan bait-bait, atau bercerita tentang video klip. Suaranya memang enak. Pas untuk lagu pop dan jazz.
*
Jokes dan Film
Di luar tampilannya yang casual, ternyata paling suka bercanda dan cerita humor. Yang paling sering dikutip adalah jokes dari Warkop DKI. Baginya Dono Kasino Indro adalah kampiun lawak. "Dengan satu kata saja, penonton bisa terpingkal-pingkal", katanya. Ia mencontohkan salah satu adegan film dimana Kasino memanggil salah satu peragawati untuk tampil dengan kalimat: 'Berikutnya adalah artis dari Ndiwek'. "Ini luar biasa Mas. Kasino mengucapkan Ndiwek persis seperti orang Jombang. Diwek Jombang dikenalkan ke publik oleh Kasino" kata Deni.
Hampir semua film baru ia tonton. Tak luput "DKI Reborn". Ia lalu mengulang kalimat "Jangkrik Bos" di kampus. Atau frasa-frasa lain di film itu. Tahun 2016 kami pernah mengagendakan nonton sekuel film Jason Bourne terakhir, tapi tidak jadi. Baru pada 2017 di PIMNAS Makasar saya nonton bareng dua kali dengannya. Satu di Studio XXI (bertiga saja dgn dr Bambang, film thriller), satu lagi di TSM XXI (serentak hampir semua TPKK, film action agen AS).
Sepulang nonton jangan tanya lagi apa yang dibicarakan. Kami bisa membahas film tersebut sampai 1 jam setelahnya. Mulai dari alur, tokoh, maupun sinematografi.
*
Foto, Kopi dan Fashion
Di TPKK, mungkin Deni yang paling aktif di IG. Setiap kali kami kegiatan, ia selalu memotret apapun, terutama makanan. Ia hobby plating. Makanan yang belum disantap, ditata dulu sedemikian rupa, lalu difoto, unggah.
Ia juga suka kopi. Di rumah ia punya banyak stok kopi nusantara. Baginya, kopi bukan hanya soal kebutuhan kafein untuk melek, tapi juga simbol ideologi ekonomi bangsa. Ia mencintai kopi nusantara karena itu wujud keberpihakan pada petani. Di Taiwan ia tampak memperkenalkan cara minum kopi terbalik ala Sumatera.
Sesuai tugasnya di kemahasiswaan, Deni selalu menjaga penampilan agar selalu fresh dan uptodate. Pergaulan dengan mahasiswa binaannya tidak hanya sekedar akademik, tapi juga studentship. Tahun 2017 ia menjadi pembina ormawa. Ia memegang penuh pengawasan terhadap student center. Ia sukses, bahkan sempat menulis buku tentang kegiatan kemahasiswaan. Salah satu tipsnya adalah menjaga penampilan untuk selalu selaras dengan mahasiswa.
*
Karya dan Prestasi
Diantara koleganya di FKP, Deni adalah salah satu yang berprestasi. Ia menulis buku "Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah" yang membuatnya sering road show ke beberapa rumah sakit di Jawa Timur. Tahun 2017 saya dan istri menemani Deni dan istri makan malam di Handayani Resto dan check in di Front One Hotel ketika keduanya hendak membedah buku tersebut di RSUD Pamekasan.
Terlalu banyak prestasi untuk dosen semuda Deni. Baik di akademik, maupun non akademik. Ketika prajab misalnya, ia tampil terbaik. Saat S3 di Taiwan ia juga banyak mendapat pujian dari teman kuliah, profesor, PPI, dan organisasi keagamaan. Deni mjd kader NU aktif di Taiwan.
Di Dirmawapun demikian. Deni andalan utk LKMM-TL, khususnya saat turun lapangan ke desa-desa di Trawas. Yg paling saya ingat adl soal pemberdayaan petani desa Ketapanrame pembudidaya ashitaba yg merupakan komoditas ekspor. Deni dgn dibantu Mas Kirom (manajer di Vanda Hotel langganan Dirmawa) dg mahir berkomunikasi dg kades atau tokoh desa utk kesuksesan materi-praktek manajemen isu publik.
*
Akhir Pertemuan
Tahun 2018 ia berangkat ke Taiwan untuk lanjut S3. Saat itu ia mundur dari TPKK dan diganti Bu Nadia. Saya masih di TPKK hingga awal 2020 dan diganti Pak Sunan. Saya tidak ingat persis kapan saya bertemu Deni. Kemungkinan adalah saat dia pulang ke Indonesia tahun 2019 untuk liburan.
Saya membaca status FB dan fotonya di dalam pesawat dengan latar tower Taipei 101. Ia menyebut kepal tangan, kewajiban, tugas bangsa, kesatuan dll. Saya menyapa di komentar, namun tidak ada balasan seperti biasa. Seminggu kemudian saya mendengarnya dirawat di RSKI Unair.
Tanggal 28 Juli saya vaksinasi tahap 2 di RSUA. Karena berdekatan jarak, saya ingin sekali berkunjung ke Deni. Namun mengingat intensifnya perawatan dan penjagaan di RSKI, saya urungkan niat. Saya berharap bisa bertemu dengan Deni kelak saat dia keluar dari RSKI.
Petang ini berita duka itu datang. Deni telah pergi. Saya menyesal tidak menyempatkan menjenguk minggu lalu, atau bahkan sekedar kirim berita via WA. Saya tidak akan pernah melihatnya lagi.
Saya, TPKK, FKP dan semua keluarga besar Unair sangat kehilangan Deni. Ia mungkin dosen muda paling populer (bersama Pak Pulung, TPKK dari FKM) di mata mahasiswa. Saya sejak lama sudah membayangkan bahwa sepulangnya kelak dari Taiwan, Deni akan aktif di direktorat tertentu, karena memang passionnya dalam bekerja, dan mengabdi, dengan mental prestatif.
Ia meninggalkan kenangan indah pada saya dan semua. Candaannya, senyumnya, suaranya, semangatnya, foto dan kata-kata motivasinya sangat membekas dan berkesan. Kelucuan, keriangan dan antusiasme Deni dapat dijejak di dua buah hatinya, Ghaida dan Mikala. Si bungsu sering ia sebut tiger (junior).
Semoga semua pengabdian serta transfer ilmu dan pengalamannya di Unair menjadi amal jariyah. Saya bersaksi bahwa Deni Yasmara adalah muslim-mukim yang baik.
Deni Yasmara.. Agent.. Tiger.. Kembalilah ke padang perburuan abadi..
Pamekasan, 7 Agustus 2021
Sumber: FB Deni Yasmara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar