Selasa, 28 Juli 2009

Jangan Takut Bermimpi

Apa adanya kita hari ini adalah karena dua hal, pertama karena Tuhan berkehendak begini atas diri kita. Dan kedua, impian kita yang kita wujudkan dengan kerja nyata. Hal pertama bisa jadi berhubungan atau tidak sama sekali dengan yang kedua, artinya kehendak Tuhan bisa jadi sesuai impian (doa dan kerja) kita atau tidak ada kaitan samasekali. Tuhan bisa memutuskan segala sesuatu tanpa sebab kita. Tapi hal kedua tidak akan terjadi tanpa hal pertama. Artinya apapun impian kita, tidak akan terjadi tanpa kehendak (ijin) Tuhan YME.

Terhadap hal ini, kita sepatutnya berangkat dari asumsi bahwa Tuhan akan mendengar doa dan menjawab impian kita. Maka ada empat hal yang harus kita punya, pertama impian, kedua kerja, ketiga doa, keempat tawakkal. Impian bisa juga diartikan niat. Impian bisa juga berarti cita-cita. Bekerja tidak mungkin tanpa niat. Pekerjaan yang dilakukan tanpa niat, tidak akan memiliki nilai apapun. Dia hanya akan menjadi sebuah aktivitas belaka. Hasil boleh jadi ada, tapi tidak ada nilai yang memuaskan. Kepuasan tentu akan diraih manakala hasil sesuai dengan harapan. Harapan itulah cita-cita. Harapan itulah niat. Maka sejak awal dan sejak dini, harus ditanamkan dalam diri kita, bahwa kita akan melakukan sesuatu berdasarkan niat.

Impian akan memberikan tambahan semangat dalam kerja kita mencapainya. Impian ibarat lampu yang akan menerangi jalan kita di malam hari. Dia yang akan tetap menuntun kita menuju titik tujuan. Manakala jalan kita beralih atau berbelok, lampu itu yang akan memberikan petunjuk bahwa kita telah salah arah. Maka sungguh lucu jika terdengar pernyataan dari seseorang yang mengatakan bahwa dirinya tidak punya impian sama sekali dalam hidupnya. Dia bilang bahwa hidupnya akan dibiarkan mengalir seperti air.

Ada teman saya memberi sebuah analogi pada saya waktu saya masih kuliah, "Panahlah rembulan, karena jika kau meleset, maka panahmu masih akan berpeluang mengenai bintang-bintang". Bagi saya analogi ini sungguh masuk di logika saya. Ini bisa kita tahbiskan pada impian mencari pacar ataupun impian mencapai cita-cita pekerjaan dan studi. Kurang lebih kalau kita ganti ke soal cita-cita, dia akan berbunyi begini, "Bercita-citalah setinggi mungkin, karena jikalaupun kau tak mampu meraihnya, kau masih berpeluang meraih cita-cita yang beberapa level di bawahnya".

Maka, mulai sekarang, marilah kita semua, jangan takut bermimpi. Jangan takut bercita-cita. Jangan takut meraih cita-cita itu. "Hidup yang tak pernah dipertaruhkan, tak kan pernah dimenangkan", begitu Sutan Sjahrir pernah bilang. Makanya tidak heran jika Soekarno, Hatta, Sjahrir dan para pejuang kemerdekaan dulu bercita-cita terbaik pada masa itu, yaitu menghapuskan penjajahan di bumi Indonesia dan Indonesia harus merdeka. Mungkin bagi sebagian rakyat kecil, itu adalah cita-cita mustahil, mengingat kekuatan kompeni waktu itu. Tapi seperti saya tulis di atas, Tuhan bisa berkehendak tanpa atau sesuai impian kita.

Selamat bercita-cita.
Dan kejarlah cita-cita tersebut dengan kerja nyata, disiplin dan penuh semangat.

Jakarta, 28 Juli 2009

Tidak ada komentar: