Kamis, 23 Juli 2009

Semalam di Singapura (3); "ABC Hostel"

Tulisan Ketiga..

ABC Hostel

Hostel ini diperuntukkan bagi backpackers, yaitu mereka para pelancong yang tidak membawa banyak beban, kecuali hanya tas punggung atau tas kecil lainnya. Letaknya tidak jauh dari Masjid Sultan, dekat jalan Arab. Ukuran hostel ini tidak begitu besar. Sekitar 10m x 15m. Dari jalan raya yang sering dilewati bis umum sekitar 20m. Dekat sekali.

Saat saya mendaftar untuk menginap disana, jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari waktu Singapura. Saya memang sudah terlalu telat untuk ukuran orang menginap, karena beberapa jam sebelumnya saya gunakan untuk jalan-jalan di kota Singapura, termasuk belanja beberapa cinderamata. Harga sewa 1 tempat tidur adalah 21 SGD sehari semalam. Tapi karena saya hanya masuk jam 1 pagi dan akan keluar jam 6 pagi, maka biaya sewa hanya dikenakan 15 SGD atas saya.

Pelayannya sangat ramah. Seorang laki-laki berusia sekitar 40 tahun. Dia langsung mengantarkan saya pada kamar yang dituju. Walaupun sebelumnya sudah menduga bahwa kamarnya tidak akan semewah kamar hotel, tapi saya sungguh terkejut juga ketika mendapati bahwa kamar yang akan saya tempati ternyata berbagi dengan banyak tamu lainnya. Kamar tersebut berisi 4 ranjang tingkat. Masing-masing ranjang tersebut diisi oleh 2 orang, di atas dan di bawah. Saya kebagian ranjang atas.

Lemari tempat kami taruh baju juga harus berbagi. Semacam loker bagi mahasiswa kampus. Terbuka dan tidak ada gembok. Tamu harus menyediakan gembok sendiri. Karena malam itu saya tidak membawa gembok, maka locker saya tidak terkunci. Tapi saya tidak khawatir karena di dalam tas yang saya bawa, tidak begitu banyak barang berharganya. Lagipula para backpackers ini, dalam pandangan saya, pasti punya etika untuk saling menjaga nama baik diri dan nama baik hostel ini.

Setelah saya meletakkan tas, penjaga hostel memperlihatkan pada saya kamar mandi dan dapur tempat untuk kami mandi dan makan esok pagi. Kamar mandi ini juga untuk dipakai bersama. "Jadi, untuk menghindari antrean mandi, maka Bapak saya sarankan mandi pagi-pagi sekali.", begitu kata petugas itu dalam bahasa inggris dengan aksen khas Singapura. Kamar mandi itu sangat kecil. Hanya ukuran 2m x 2m mungkin. Tidak ada bak mandi. Hanya pancuran dan toilet. Lalu kami menuju dapur. Di sana terdapat meja tempat roti, gula, mentega dan selai. Di meja yang menempel pada tembok ada dua jar untuk kopi dan teh. Di sampingnya ada mesin cuci bagi yang ingin mencuci. Semua harga dan peraturan tertulis disitu. Artinya tidak ada petugas yang melayani. Para tamu hanya diminta melaporkan apa saja jasa yang digunakan selama di hostel.

Di beranda depan, ada layanan internet gratis 24 jam bagi tamu. Saya masih harus menunggu sekitar 30 menit untuk mendapat giliran main internet. Saya pergunakan waktu internetan untuk mengirim email ke teman di Jakarta. Saya membuat laporan perjalanan atas kerja saya selama di Bengkulu, Jambi, Pekanbaru dan Batam pada hari-hari sebelumnya. Saya menggunakan internet sekitar pukul 3 dini hari.

Pukul 4 dini hari saya pergi mandi. Memang terlalu dini untuk ukuran normal. Tapi tidak apa-apa karena saya memang berencana untuk pulang pukul 5 dari hostel. Saya akan ikut ferry ke Batam pukul 7 pagi. Dan saya harus sampai di Haborfront pukul 6.30.

Pukul 5.15 saya keluar hostel. Pukul 5. 45 saya mendapatkan bis yang saya tunggu. Ongkosnya kalau tidak salah 1 dollar 40 sen, itu sekitar Rp 8.000,-. Pukul 6.15 saya sampai di harborfront. Lalu menunggu sekitar 10 menit. Masuk. Diperiksa di bagian imigrasi. Lalu menunggu ferry dibuka. Pas waktu yang ditentukan ferry dibuka, penumpang dipersilahkan masuk. Dan ferry pun mulai meninggalkan pelabuhan Singapura. Di dalam ferry tersebut saya lihat banyak sekali bule, india dan china. Jarang sekali yang orang melayu. Saya menikmati perjalanan kembali ke Batam dengan sangat mengantuk karena belum tidur semalaman. Good bye Singapura..

Jakarta, 24 Juli 2009

Tidak ada komentar: